Sekolah Rakyat Bukan untuk Orang Kaya: Kemensos Pastikan Tepat Sasaran
Program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial (Kemensos) terus menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai terobosan strategis untuk mengatasi kesenjangan pendidikan di Indonesia. Di tengah antusiasme masyarakat, muncul kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan program oleh kelompok masyarakat mampu. Menanggapi hal tersebut, Kemensos menegaskan bahwa Sekolah Rakyat hanya diperuntukkan bagi warga kurang mampu dan tidak dapat diakses oleh orang kaya.
Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Menteri Sosial dalam konferensi pers di Jakarta pekan ini. “Kami jamin, Sekolah Rakyat tidak bisa disusupi oleh orang-orang dari kalangan berada. Program ini murni untuk membantu anak-anak dari keluarga prasejahtera agar tidak tertinggal dalam pendidikan,” ujarnya dengan tegas.
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Kemensos yang memberikan pendidikan alternatif dan akses belajar gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin, anak-anak jalanan, serta kelompok rentan lainnya. Program ini menyasar wilayah-wilayah terpencil dan padat penduduk yang minim fasilitas pendidikan formal.
Berbeda dari sekolah konvensional, Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pelajaran akademik, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai karakter, keterampilan hidup, dan bimbingan sosial yang bertujuan membentuk pribadi tangguh dan mandiri.
Sistem Seleksi Ketat dan Terpadu
Untuk mencegah penyalahgunaan program oleh keluarga mampu, Kemensos bekerja sama dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dalam proses seleksi calon peserta. Data ini mencakup berbagai indikator sosial-ekonomi, termasuk penghasilan keluarga, kondisi tempat tinggal, dan status kesejahteraan.
“Kami punya sistem validasi berlapis. Siapa pun yang tidak masuk kategori miskin atau rentan tidak akan bisa mengakses program ini. Bila ada yang coba-coba curang, akan langsung dicoret dari daftar,” tambah Direktur Perlindungan Sosial Kemensos.
Dukungan Masyarakat dan Lembaga Sosial
Langkah tegas Kemensos ini mendapat apresiasi dari berbagai elemen masyarakat, terutama para aktivis sosial dan lembaga pendidikan non-formal. Mereka menilai bahwa program ini akan menjadi benteng pendidikan bagi generasi miskin, asalkan pengelolaannya tetap bersih dan terhindar dari intervensi kelompok elite.
Beberapa tokoh pendidikan juga menyarankan agar transparansi data peserta dan hasil seleksi diumumkan secara berkala ke publik, untuk menjaga kepercayaan dan akuntabilitas.
Tantangan ke Depan
Meski sudah memiliki sistem yang baik, Kemensos mengakui bahwa tantangan tetap ada, terutama dalam pengawasan di lapangan dan perluasan jangkauan program ke daerah terpencil. Untuk itu, mereka mendorong partisipasi masyarakat, termasuk tokoh desa, kader sosial, dan penggiat pendidikan, untuk ikut mengawal agar Sekolah Rakyat tetap tepat sasaran.
Sekolah Rakyat adalah harapan baru bagi anak-anak Indonesia dari keluarga tidak mampu. Dengan komitmen kuat Kemensos untuk menjauhkan program ini dari jangkauan kelompok kaya, diharapkan keadilan sosial dalam bidang pendidikan benar-benar bisa terwujud. Pendidikan bukan hanya hak, tapi juga jalan keluar dari kemiskinan—dan Sekolah Rakyat sedang membuktikannya.