Pendukung dan Penentang Hasto Bentrok di Depan Pengadilan: Suasana Memanas
Jakarta kembali memanas. Sidang lanjutan kasus yang melibatkan Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada pagi hari tadi mendadak berubah menjadi ajang bentrokan antar massa. Dua kelompok dengan sikap berseberangan — satu mendukung, satu lagi menolak keras — terlibat adu yel-yel hingga dorong-dorongan di depan gedung pengadilan.
Kericuhan ini terjadi hanya beberapa saat sebelum sidang dimulai, membuat situasi keamanan di sekitar lokasi menjadi tegang. Aparat kepolisian yang berjaga langsung memperketat barisan untuk mencegah bentrokan meluas.
Massa Terbelah: Antara Solidaritas dan Penolakan
Kelompok pendukung Hasto datang membawa spanduk berisi kalimat solidaritas, menyebut tokoh tersebut sebagai korban politik dan menyuarakan keadilan. Mereka datang dengan tertib sejak pagi, namun mulai terlibat adu argumen saat kelompok penentang Hasto tiba tak lama setelahnya.
Pihak yang menentang kehadiran Hasto di kancah politik menyuarakan tuntutan agar hukum ditegakkan tanpa pandang bulu. Mereka menyebut bahwa “dukungan buta terhadap tersangka korupsi justru mencederai proses hukum yang sedang berjalan”.
“Kami hanya ingin hukum ditegakkan dengan adil. Tak ada ruang untuk pembelaan emosional ketika negara dirugikan,” ujar Rino, salah satu pengunjuk rasa dari pihak kontra.
Adu Yel, Baku Hantam Nyaris Terjadi
Awalnya aksi hanya diwarnai adu yel dan saling meneriakkan slogan. Namun, ketegangan meningkat ketika masing-masing kubu mulai saling mendekat dan mengeluarkan kata-kata provokatif. Insiden dorong-dorongan tak terhindarkan, dan nyaris terjadi baku hantam antar peserta aksi.
Beruntung aparat kepolisian bergerak cepat. Dengan membentuk barikade dan menenangkan kedua belah pihak, bentrokan tidak sampai berkembang menjadi kerusuhan besar. Namun, beberapa peserta aksi dilaporkan mengalami luka ringan akibat saling dorong dan terpeleset.
Sidang Tetap Berjalan, Tapi Bayang-Bayang Tekanan Terasa
Meski berlangsung di tengah tekanan massa, sidang Hasto tetap dilaksanakan dengan pengamanan ketat. Beberapa tokoh publik dan awak media tampak hadir untuk menyaksikan jalannya proses hukum yang dianggap strategis dalam peta politik nasional.
Namun, nuansa tekanan dari luar ruang sidang cukup terasa. Isu politisasi hukum kembali menjadi perbincangan publik, terutama di media sosial yang langsung dipenuhi oleh tagar pro dan kontra.
Demokrasi yang Diuji
Bentrok yang terjadi di depan Pengadilan Tipikor hari ini memperlihatkan betapa tingginya polarisasi publik dalam menanggapi kasus-kasus hukum yang menyentuh tokoh politik. Di satu sisi, dukungan terhadap tokoh yang dianggap berintegritas tetap kuat. Di sisi lain, masyarakat menuntut proses hukum berjalan tanpa intervensi politik dan sentimentil.
Situasi ini menjadi cerminan bahwa demokrasi Indonesia tengah diuji, tak hanya di ruang sidang, tapi juga di jalanan. Yang dibutuhkan bukan hanya pengamanan fisik, tetapi juga narasi publik yang lebih tenang, bijak, dan berbasis data.